Langsung ke konten utama

Sejarah Gianyar


Kabupaten Gianyar adalah kabupaten di provinsi Bali. Daerah ini mencakup 6 kecamatan yaitu : Blahbatuh, Sukawati,Tampak Siring, Tegalalang, Ubud, Payangan. Baiklah sebelum kita membahas destinasi wisata yang ada di Gianyar. Gianyar juga memilikisejarah dan upacara yang unik :


 Sejarah kota Gianyar tepatnya 244 tahun yang lalu, 19 April 1771, ketika Gianyar di pilih menjadi nama sebuah Puri Agung oleh Ida Dewa Manggis Sakti maka sebuah kerajaan yang berdaulat dan otonom telah lahir serta ikut pentas dalam percaturan kekuasan kerajaan - kerajaan di Bali. Puri Agung Gianyar telah ditentukan oleh syarat sekala niskala adalah tonggak sejarah yang dibangun oleh raja, Ida DewaManggis Sakti memberi syarat kepada kita.


Kabupaten Gianyar memiliki budaya dan tradisi yang unik mungkin berbeda di daerah lain contohnya : 

  1. Tradisi Ngerebeg

    Pertama saya ambil tradisi Ngerebeg yang berada di wilayah Tegalalang yang terkenal dengan keindahan sawahnya, tradisi Ngerebeg adalah sebuah tradisi unik warisan leluhur di tegalalang yang masih bertahan sampai saat ini, tradisi ini hanya melibatkan anak laki - laki saja sehingga seka truna termasuk orang yang sudah dewasa ikut serta sebagai peserta, dengan riasan yang seram/menakutkan yang menggunakan beraneka warna di tubuh dan wajah mereka, termasuk pernak pernik yang mereka kenakan terlihat seram. Mereka berkumpul di pura Duur bingin dan berjalan keliling desa tentunya mereka  menjadi daya tarik wisatawan yang sedang lewat maupun yang sedang berwisata di desa tersebut. Wajah - wajah seram tersebut merupakan simbol atau wujud dari wong samar (makhluk halus) yang biasanya suka menganggu anak - anak, tradisi yang merupakan ritual yang dilakukan oleh warga desa Pekraman Tegalalang tersebut sejatinya bertujuan untuk memberikan tempat bagi wong samar dan memberikan persembahan agar bisa hidup berdampingan dengan manusia, tidak saling menganggu dan agar bisa menjaga desa tersebut. Tradisi ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali bertempatan dengan Buda Kliwon Pahang atau hari Pegat Uwakan. 

Rentetan upacara yang harus dilakukan sebagai berikut :

  • Hal yang pertama yang harus dilakukan dalam upacara pujawali ini adalah mecaru. Ritual persembahan berupa mecaru ini bertujuan untuk membersihkan pekarangan atau lingkungan pura, sehingga rentetan pada upacara dapat berjalan dengan lancar.
  • Yang kedua adalah acara puncak yaituTradisi Ngerebeg yang biasanya dimulai sekitar pukul 11.00 Wita, sebelum Tradisi Ngerebeg berlangsung, Anak - anak atau peserta yang ikut serta dalam tradisi tersebut melumuri muka dan tubuhnya dengan cat air dengan riasan yang menakutkan yang mirip wong samar. Selanjutnya mereka melakukan persembahyangan terlebih dahulu, lalu dibagikan pica alit yang berisi nasi dibngkus dengan daun pisang, setelah selesai memakan pica alit mereka mendapat pica ageng yang beralaskan klakat (bambu yang dianyah) dengan diberalas daun pisang dan merekan menghabiskan dengan cara megibung (makan bersama - sama)
  • Selanjutnya peserta melukat di pura, baru lah mereka melangsungkan tradisi ngerebeg tersebut. Peserta baru mulai berjalan mulai pukul 12.00, rute dimulai dari jaba pura lalu berjalan hingga ujung desa pekraman Tegalalang lalu melakukan perjalanan ke arah barat untuk menuju pura Dalem Kauh, perjalanan sepanjang 6 Km.
  • Setelah proses atau tradisi Ngerebeg selesai, para pengayah mesti ke pura untuk melakukan pengelukatan lagi, namun proses pengelukatan ini dilakukan di beji pura Taman Desa guna menghilangkan cat yang melumuri tubuh mereka.
     2. Tradisi Mapeed



    Yang kedua saya ambil tradisi Mapeed dari Desa Bedulu, Tradisi Mapeed adalah berbaris beriringan dengan membawa sesajen (gebogan) sampai ratusan meter dengan pakaian khas adat Bali, biasanya mereka adalah kaum ibu yang mengusung banten gebogan yaitu rangkaian buah, jajanan, janur sebagai sarana upacara keagamaan yang disusun bertingkat.
Tetapi Mepeed di Bedulu diikuti oleh semua kalangan, laki-laki ataupun perempuan dari anak-anak sampai lansia menggunakan pakaian adat bali dengan ciri khas memakai sangul bagi PKK dengan pakem yang masih dipertahankan sampai sekarang.

3.Tradisi Mesabat Api


Yang ketiga saya ambil Tradisi Mesabat Api. Tradisi Mesabatan Api atau Perang api adalah tradisi ekstrem desa adat Nagi Gianyar yang mana menggunakan batok kelapa berisi bara api yang dibakar hingga merah membara yang nantinya akan dilemparkan ke peserta yang dianggap lawan mereka. Tradisi Peninggalan para nenek moyang ini, diperankan oleh pemuda-pemudi STT mekarjaya, Desa Adat Pekraman Nagi. Walaupun terlihat sangat ekstrem, Tradisi Mesambatan Api ini selalu rutin digelar setiap satu tahun sekali tepat pada hari raya pengerupukan dan walupun berbahaya karena bisa saja terbakar, namun peserta tradisi ini tidak pernah berkurang tiap tahunnya. Tradisi ini diyakini oleh warga desa Nagi sebagi ritual tolak bala. Masabat api atau perang api ini juga menjadi sebuah bentuk budaya dan kearifan lokal masyarakat desa adat setempat yang memiliki nilai filosofi luhur dan bersejarah.

Komentar